![]() |
Sumber : freepik.com |
1. Pastikan Usaha Benar-Benar Berjalan
KUR hanya diberikan untuk usaha produktif, bukan untuk konsumsi.
Usaha minimal sudah berjalan 6 bulan – 1 tahun (tergantung bank).
Siapkan bukti: foto usaha, lokasi, pelanggan tetap, atau transaksi harian.
2. Lengkapi Dokumen Usaha
KTP, KK, NPWP (jika diminta).
Surat Izin Usaha: NIB (Nomor Induk Berusaha) atau SKU (Surat Keterangan Usaha) dari kelurahan/desa.
Buku tabungan di bank tempat ajukan KUR.
3. Catat Keuangan Usaha
Walau sederhana, tulis pemasukan dan pengeluaran harian/bulanan.
Bank biasanya menanyakan omzet dan laba bersih, jadi lebih meyakinkan kalau ada catatan.
4. Ajukan Pinjaman Sesuai Kebutuhan & Kemampuan
Jangan ajukan terlalu besar jika omzet usaha masih kecil.
Cocokkan cicilan dengan keuntungan bersih bulanan.
5. Jaga Riwayat Kredit (BI Checking/SLIK OJK)
Kalau pernah punya pinjaman di bank/koperasi, pastikan tidak ada tunggakan.
Riwayat kredit yang bersih mempermudah persetujuan.
6. Tunjukkan Rencana Pemanfaatan Dana yang Jelas
Bank ingin tahu pinjaman dipakai untuk apa.
Jelaskan rencana sederhana, misalnya:
"Untuk tambah stok barang dagangan"
"Beli mesin produksi"
"Perluasan kandang ternak"
7. Bangun Relasi dengan Bank
Lebih mudah cair kalau sudah jadi nasabah aktif (punya tabungan/sering transaksi).
Beberapa bank BUMN/BUMD punya kuota KUR lebih banyak (BRI, BNI, Mandiri, BTN, Bank Daerah).
⚖️ Intinya: Bank ingin yakin bahwa usaha Anda benar-benar jalan, ada keuntungan, dan sanggup bayar cicilan.
Social Plugin