![]() |
Pusat data Ai. Ai Undercover |
1. Jawaban Meyakinkan tapi Bisa Salah
ChatGPT bisa memberi jawaban dengan gaya sangat yakin, padahal isinya belum tentu benar. Hal ini sering menipu pengguna yang tidak memverifikasi.
2. Kurang Memahami Konteks Jangka Panjang
Kalau percakapan panjang dan berliku, ChatGPT bisa kehilangan benang merah atau “lupa” detail yang sebelumnya disebutkan.
3. Tidak Punya Pengetahuan Real-time (kecuali pakai browsing)
Pengetahuan dasarnya berhenti pada titik tertentu (misalnya GPT-5 dilatih sampai 2024). Jadi untuk informasi terbaru, harus pakai akses web.
4. Bias Tersembunyi
Karena dilatih dari data internet, ChatGPT bisa menyerap bias budaya, politik, atau gender yang ada di data tersebut—meski sudah banyak difilter.
5. Keterbatasan Pemahaman Emosi Nyata
ChatGPT bisa meniru empati, tapi sebenarnya tidak benar-benar “merasakan”. Jadi kadang respons emosionalnya terdengar standar atau dangkal.
6. Sulit Menangani Pertanyaan Super-Spesifik atau Niche
Kalau pertanyaan terlalu teknis, langka, atau data sangat lokal, ChatGPT bisa mengisi celah dengan “halusinasi” informasi.
7. Tidak Bisa Berkreasi Sepenuhnya Original
Ide-ide
ChatGPT merupakan kombinasi dari pola data yang sudah ada. Jadi “kreativitas”-nya terbatas, bukan benar-benar murni dari nol.
8. Masalah Etika & Privasi
ChatGPT tidak menyimpan data pribadi pengguna untuk pelatihan, tapi banyak orang salah kaprah dan mengira percakapan sepenuhnya private tanpa risiko—padahal tetap ada aturan penggunaan.
9. Kesulitan dengan Humor atau Sarkasme Kompleks
Kadang bisa menangkap, kadang juga gagal dan merespons secara literal.
10. Ketergantungan pada Prompt
Kualitas jawaban sangat tergantung pada cara pertanyaan ditulis. Prompt yang kabur menghasilkan jawaban yang kabur juga.
Jadi, intinya: ChatGPT itu kuat sebagai alat bantu berpikir, tapi lemah kalau dijadikan sumber kebenaran tunggal.
Social Plugin